Naningwusanané puser mau bisa pugut (tugel) srana wrangkané Senjata Kuntha Wijayadanu (Kunta Druwasa) duwèké Radén Suryatmaja iya Adipati Karna nalika isih enom. Lan kaélokané, wrangka Senjata kuntha mau manjing ing puseré Gathotkaca, satemah muwuhi kasantosané Gathotkaca, Senadyan mengkono, bab iku uga dadi pengapesané Gathotkaca.
GugurnyaKarna Versi Pewayangan Jawa - Keesokan hari, putra Yamawidura yang bernama Raden Sanjaya mencoba mendahului Arjuna dengan menantang Karna. Tapi tantangannya tak didengar, yang mendengar adalah putra kedua Adipati Karna yaitu Raden Wersasena. Pertempuran tak terelakkan. Keduanya sama sakti, tapi Raden Sanjaya lebih beruntung.
cash. Quote1. Karna adalah putra sulung dari Kunti dengan Dewa SuryaQuote2. Karna memuliki 3 orang adik lain ayah yang bernama Yudistira, Bima dan Arjuna yang berayahkan Raja Pandu dari HastinapuraQuote3. Di India Karna tidak lahir dari kandungan Kunti tapi langsung tercipta di luar rahim atas kehendak Dewa Surya. Karna tercipta dengan memakai pakaian dalam yang kebal senjata, memakai anting dan membawa berbagai senjata sakti. Di jawa karna dilahirkan dalam proses Rahim Kunti atas kehendak dewa surya, dikarenakan untuk mnjaga kesucian dan keperawanan Kunti Karna di keluarkan lewat telinga kunti atas kehendak Dewa SuryaQuote4. Suryawati bukanlah adik angkat Karna, yang menurut jawa adalah anak kandung dari Adirata dan Radha. Dalam india tokoh Suryawati sebagai adik perempuan Karna inti tidak pernah Karna adalah saudara seperguruan dari Bisma dan Resi Durna yang sama2 berguru pada Pemanah terbaik di India masa mahabarata ada 7 orang. Parasurama, Bisma, Resi Durna, Karna, Arjuna dan Ketika wisuda murid2 Resi Durna di Hastinapura Karna di permalukan oleh Bima dan Arjuna mengenai statusnya yang tidak jelas, Duryudana membelanya dan Karna di angkat menjadi raja di Kerajaan Angga oleh Di India Karna dan Duryudana adalah sahabat karib yang kental. Di jawa karna dan Duryudana adalah seperti bawahan yang mengabdi secara tulus kepada Di India Arjuna hanya pandai menguasai panah dan pedang, sedangkan karna menguasai segala jenis senjata termasuk gada yang dapat menyaingi Bima dan Yang mendapatkan drupadi dalam sayembara sebenarnya adalah karna bukan Arjuna. Tapi karena isyarat Kresna pada Drupadi untuk menolak karna akhirnya sayembara di teruskan sampai akhirnya Arjuna yang menyamar sebagai pendeta bisa mendapatkan giliran bertanding dan kemudian Kresna adalah orang yang pertamakali memberitahukan orang tua Karna yang asli dan Pandawa adalah adik2nya. Di jawa yang memberitahukan adalah Dewa NaradaQuote12. Ketika ibunya meminta karna bersatu dengan adik2nya Pandawa. Karna berkata “ibu anak mu akan tetap 5, tapi aku atau Arjuna yang akan mati, jika aq mati anakmu tetap 5, dan jika Arjuna mati anak mu juga akan tetap 5. Ibu dan aku berjanti tidak akan membunuh adik2 ku yang lain kecuali Arjuna. Itu sudah menjadi sumpah ku pada duryudana untuk membunuh Arjuna di medan perang nanti. Walau aku tahu Arjuna adalah adik kandungku.”Quote13. Ketika perang Baratayuda di mulai Kresna berkata pada Karna “bagaimana jika perang tanding antara kamu dan adik mu Arjuna terjadi?” maka karna berkata “biarkanlah yang maha kuasa melindungi Arjuna”.Quote14. Guru Karna yaitu Parasurama Brahmana gagah berumur panjang tersebut memiliki pengalaman yang buruk dengan kaum ksatriya. Untuk itu, Karna harus menyamar sebagai brahmana muda agar bisa mendekatinya. Dengan cara tersebut Karna berhasil menjadi murid ParasuramaQuote15. Parasurama mengutuk Karna. Kelak, pada saat pertarungan antara hidup dan mati melawan seorang musuh terhebat, Karna akan lupa terhadap semua ilmu yang telah ia Kutukan kedua diperoleh Karna ketika ia mengendarai keretanya dan menabrak mati seekor sapi milik brahmana yang sedang menyeberang jalan. Sang Brahmana pun muncul dan mengutuk Karna, kelak roda keretanya akan terbenam ke dalam lumpur ketika ia berperang melawan musuhnya yang paling Karna meminta ibunya kunti agar tidak memberitahukan jati dirinya pada saudaranya 5 pandawa. Di jawa Kunti malah mempertemukan arjuna dan Karna serta menceritakan cerita sebenarnya tentang asal-usul Kunti menghanyutkan Karna di sungai gangga dalam peti demi menjaga kehormatannya dari fitnah. Yang kemudian karna di temukan oleh seorang kusir kereta bernama Adirata dan istrinya yang bernama Radha. Karna di rawat dan di besarkan sampai Dalam india karna mengalahkan bangsa Kamboja atas nama Dalam India karna mengalahkan bangsa Kirata dari Pegunungan Himalaya atas nama DuryudanaQuote21. Dalam India Karna mengalahkan Raja Giriwraja atas nama DuryudanaQuote22. Raja Salya dari Kerajaan Madrah bukanlah mertua dari Karna. Mertua dari Karna di India tidak disebutkan namanya. Dalam India Raja Salya menjadi kusir kereta Karna ketika berperang melawan ArjunaQuote23. Putri Surtikanti putri dari raja Salya bukanlah istri dari Karna, istri Karna di India tidak di sebutkan namanya. Karnaputri bukanlah putri dari Karna dalam versi India tidak memiliki putri melainkan putra yang bernama Wresasena, di jawa putra karna bernama Warsasena dan WarsakusumaQuote24. Karna pernah di tolak sebagi murid Durna. Karena Resi Durna hanya mengajar untuk wangsa satria saja. Sedangkan Karna dikenal sebagai Sutaputra anak kusirQuote25. Karna sering mengintai Durna saat sedang mengajar murid-muridnya, terutama dalam hal ilmu memanah atau Danurweda. Meskipun berguru secara tidak resmi, kehebatan Karna dalam memanah melebihi murid-murid Remi Durna, kecuali Di India Karna dan Arjuna sama sekali tidak mirip dalam rupa satu sama lain. Di jawa Karna dan Arjuna di Katakana mirip dalam Di India karna dikenal sebagai ksatria yang dermawan sejak kecilnya walaupun di besarkan keluarga kusir yang serba Ketika permainan dadu antara pandawa dan Kurawa. Karna yang masih menyimpan sakit hati kepada Drupadi mengumumkan bahwa seorang wanita yang bersuami lima tidak pantas disebut sebagai istri, melainkan Di India tidak ada kisah perebutan senjata kunto antara Arjuna dan Karna, sehingga Karna mendapatkan senjatannya dan Arjuna mendapatkan penutup dari senjata kunto, yang penutup itu ia gunakan sebagai pemotong tali pusar keponakannya Gatotkaca putra Bima Di India Karna di beri senjata kunto oleh Batara Indra sebagai hadiah ketulusan Karna yang memberikan baju dalamnya yang bersatu dengan kulitnya sejak lahir dan kebal senjata, serta memberikan anting2nya pada Indra. Dalam jawa Kunto yang diperoleh Karna bukan anugerah Batara Indra, melainkan dari Batara Guru. Dalam jawa pusaka pemberian Indra bukan bernama Kunta, melainkan bernama Badaltulak.
ADIPATI KARNA Adipati KarnaAdipati Karna adalah putra dari Dewi Kunti, yaitu putri Prabu Kuntiboja di Madura. Waktu muda ia bernama Suryaputra. Waktu Dewi Kunti belum bersuami ia telah hamil karena mempunyai ilmu dari Begawan Druwasa, dan ilmu itu tidak boleh diucapkan dalam sinar matahari siang hari. Jika diucapkan dalam sinar matahari ia akan jadi. hamil. Tetapi Dewi. Kunti lupa akan larangan itu, maka hamillah ia. Oleh pertolongan Begawan Druwasa, kandungan itu dapat dilahirkan keluar dari lubang kuping, maka diberi anak itu diberi nama Karna karna berarti kuping.Karna diaku anak angkat oleh Hyang Surya. Waktu Karna dilahirkan lalu dibuang ia ditemukan oleh Prabu Radea, raja di Petapralaya, terus diaku anak dan diberi nama dewasa, ia berkenalan dengan seorang puteri di Mandraka bernama Dewi Surtikanti. Perkenalan itu diketahui oleh Raden Pamade, hingga terjadi perang tanding. Karna mendapat luka di pelipis dan akan dibunuh oleh Pamade. Tetapi Hyang Narada, turun dari Kahyangan untuk mencegah kehendak Pamade itu dan Narada menerangkan, bahwa Kama itu saudara Pamade Pandawa yang tertua, malah seharusnya Pamade membantu perkawinan Karna dengan Surtikanti. Dan seketika itu juga Hyang Narada menghadiahkan mahkota. pada Karna untuk menutup luka di dan Karna pergi ke Awangga dan membunuh raja raksasa di Awangga bernama Prabu Kalakarna, yang, mencuri Dewi Surtikanti. Kemudian Surtikanti dihadiahkan kepada Karna untuk jadi isterinya dan Karna bertahta sebagai raja di Awangga berpangkat Adipati, suatu pangkat yang hampir setara raja, dan bergelar Adipati kesatria sakti dan mempunyai senjata bernama Kunta perang Baratayudha, Karna berperang dengan Arjuna, saudara sendiri, hingga Karna mati dalam perang sebagai kesatria. Tewasnya Adipati Karna dalam perang Baratayuda dianggap utama karena ia mati dalam perang untuk membela negeri Hastinapura, setia hingga mati, tak memandang bermusuhan dengan saudara keutamaan Adipati Kama ini dikarang oleh KGPAA Mangkunegara IV untuk pengajaran pada kerabat dan tentara Mangkunegaran, tetapi umumnya juga diikuti oleh khalayak. Buku tersebut berjudul WAYANGAdipati Karna bermata jaitan, hidung mancung. muka mendongak. Bermahkota bentuk topong, berjamang tiga susun dengan geruda membelakang, bersunting sekar kluwih. Berpraba, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Kain bokongan raton. Karna berwandaSedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo.
Adipati karna atau sering di sebut karna adalah anak yang terlahir dari hubungan gelap dewi kunti dan batara surya. Waktu kecil ia di hanyutkan di sungai oleh ibunya, dan di temukan oleh seorang kusir bernama adirata. Ia di asuh dan di besarkan oleh adirata. Sesudah ia dewasa ia pergi untuk berguru kepada seorang pendeta bernama Rama parasu,bertahun tahun ia berguru kepada Ramaparasu sampai menjadi pendekar yang sangat sakti. Pada suatu hari ia ingin kembali ke rumahnya akan tetapi di tengah jalan ia mendengar seperti orang bertempur ternyata suara itu berasal dari padepokan sokalima saat uji kekuatan,ia melihat seratus orang yang bertempur melawan lima orang dan ternyata itu adalah pandawa dan kurawa,meskipun jumlahnya tidak seimbang akan tetapi pandawa yang hanya lima orang lebih unggul. Saat itu ia kagum melihat keterampilan memanah arjuna yang lihai dalam olah memanah, ia pun tidak mau kalah. Ia tiba-tiba masuk ke medan latihan dan memanah burung dengan posisi mata di tutup dan menghadap ke belakang,siswa-siswa yang melihatnya pun terkagum kagum. Arjuna yang merasa tersaingi pun mendatangi karna dan menantangnya perang,peperangan pun terjadi dan mereka sama-sama kuat dan seimbang. Sampai suatu ketika salah satu dari seratus kurawa berteriak dan mengejeknya”hai itu adalah anak kusir adirata,ia tidak pantas di sini,ia lebih pantas di kandang kuda”tidak hanya satu kurawa akan tetapi banyak kurawa yang mengejeknya sehingga terdengar ramai,ia pun merasa sedih dan menangis sambil meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba duryudana dan sengkuni menghampirinya dan meminta maaf,sebagai permintaan maaf duryudana memberikan kerajaan awangga kepada basukarna ia pun menerimanya demi membahagiakan kedua orang tuanya,karna yang merasa girang berjanji aka selalu ada di saat duryudana membutuhkan. Setelah karna menjadi raja negara awangga ia mengunjungi rumah orang tua angkatnya adirata ia dengan bangganya memberitahukan bahwa ia telah di angkat oleh duryudana menjadi raja negara awangga. Bukan nya senang tapi adirata justru kecewa karena ia menjadi bawahan ratu yang berwatak angkara murka adirata mengusir karna dari rumahnya. Karna yang merasa sedih pergi kembali ke awangga. Dan tidak lama kemudian ia menikah dengan seorang putri dari negara mandraka,putrinya prabu salya ia memiliki dua anak bernama warsasena dan warsakusuma. Waktu terus berlalu dan sampai pada saat lakon kresna duta,ia di beri tau kresna bahwa sebenarnya ia adalah anak dari dewi kunti dan pandawa adalah adik-adiknya. Seketika itu wajahnya pucat dan matanya mengeluarkan air mata penyesalan,ternyata yang selama ini ia benci adalah saudaranya sendiri,ia juga di beri tau oleh kresna bahwa duryudana yang selama ini ia anggap baik hanyalah memanfaatkan nya. Akan tetapi nasi sudah jadi bubur,ia sudah terlanjur berjanji pada duryudana untuk selalu ada di saat duryudana butuhkan,sebagai satria ia tentu tidak mungkin mengingkari janjinya. Akhirnya di suatu malam yang sunyi ia menemui ibunya di taman negara amarta,dewi kunti yang sedang menangisi para pandawa yang pergi melakukan hukuman karena bermain dadu itu terkejut karena kedatangan satria yang tampannya mirip dengan arjuna. Karna mengatakan bahwa ia anaknya yang beberapa tahun lalu di buang di danau,alangkah terkejutnya dewi kunthi mendengar pernyataan karna seperti itu,dewi kunthi segera memeluk dan meminta maaf karena tidak bisa membesarkan karna. Karna pun menerima permintaan maaf itu dan bersumpah bahwa saat perang bratayuda nanti ia ingin melawan adiknya arjuna,setelah bersumpah seperti itu ia segera sudah tiba saatnya perang bratayuda sang adipati karna dengan gagahanya maju ke medan tempur. Akan tetapi sebelum bertempur ia datang menemui batara surya untuk menyerahkan pakaian sakti dan pusaka pemberian batara surya. Meskipun pakaian dan pusaka sudah di kembalikan ia masih punya pusaka dari hasil tapanya dan pusaka pemberian ramaparasu,ia pun dengan gagahnya menaiki kereta dan maju ke medan kurusetra. Banyak senopati pandawa yang gugur olehnya salah satunya gatotkaca,gatotkaca gugur karena terkena senjata andalan basukarna yaitu kunta druwasa. Melihat arjuna maju bertempur ia mendekatinya dan bertanding,meski awalnya arjuna menolak karena tau bahwa karna adalah kakaknya sendiri,akan tetapi karna bersikeras ingin melawan arjuna. Mereka pun bertanding,pertandingan pun berlangsung sangat seru karena mereka sangat mirip sehingga prajurit tidak ada yang berani mendekati mereka karena takut salah sasaran,sampai suatu ketika mereka bertanding panah di atas kereta mereka masing-masing. Karna memakai kereta kyai jatisurya yang di kusiri oleh salya,sedangkan arjuna memakai kereta kyai jaladara yang di kusiri kresna. Perang panah pun berlangsung sangat seru sampai suatu saat arjuna mengeluarkan panah andalan nya yaitu kyai pasopati. Panah pun di lepaskan dari busurnya,panah pasopati melaju sangat cepat di barengi oleh suara petir gemuruh yang sangat menakutkan. Basukarna yang juga ingin mengeluarkan pusakanya kyai kuntawijayandanu belum sempat melepaskan panah kunta,ia terkena panah pasopati milik arjuna terlebih dahulu di bagian lehernya sampai tembus ke belakang,ia pun jatuh dari kereta. Dewi kunti yang melihat karna sekarat segera menghampiri dan memeluknya dengan erat. Sebelum mati karna meminta maaf pada pandawa karena ia tidak bisa berperang membela pandawa ia juga memasrahkan panah kuntawijayandanu pada arjuna,tak lama kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan ibunya.
cerita adipati karna versi jawa