TetimoniAsli (Banyak Orang) UANG Di ATM Bertambah Sendiri Berkah SHOLAWAT (Kisah Nyata) Desember 09, 2021. Pertolongan Allah itu nyata banget, bagi siapa dia yang sangat yakin padanya serta bertaqwa seperti menjalankan sholat dll. Pertolongannya bukan hanya secara logika saja, terkadang pertolongannya gak masuk akal manusia, dan di luar nalar. Diambildari Buku Kisah Penuh Hikmah 1 : PERTOLONGANB ALLAH. Karunia pertolongan ALLAH Azza wa Jalla terkadang "definisi"-nya tidak mesti sama dengan apa yang terpikir dalam benak dan terbetik dalam untaian harapan kita. Beberapawaktu kemudian Allah mengambil ruh mereka dan kembali kepadaNya untuk selama lamanya. Sumber dari Al Qur'an: Surat Al Kahfi adalah surat yang ke 18 dalam Al Qur'an. Kisah Ashabul Kahfi. Kisah ini diawali dari ayat ke-9 sampai ayat ke 26. Yaitu kisah sekumpulan pemuda muslim yang hidup di negeri kafir. cash. AKU hanya bisa pasrah memandang Saidah, istriku yang berbaring lemah di sebuah Rumah Sakit RS di kota Madinah. Namun, keteganganku mendapati istri yang harus menjalani persalinan di tanah rantau dan jauh dari keluarga rupanya belum cukup. Sebab ternyata, istri telah divonis operasi cesar oleh dokter yang menanganinya. Sekonyong-konyong, seorang petugas langsung menghampiriku dan menyodorkan secarik tagihan berisi beberapa angka. “Iya, benar! hanya Rp. dan harus dibayar cash sekarang,” kata petugas itu datar. Tanpa sadar, bola mataku perlahan mulai mengair. Ya Rabb, darimana uang sebanyak itu? Jangankan tabungan atau celengan, handphone pun adalah barang yang sangat mewah bagiku yang masih berstatus mahasiswa Universitas Islam Madinah UIM. “Kami baru bisa bertindak jika biaya administrasi itu sudah lunas,” kata- petugas rumah sakit itu terngiang kembali, layaknya palu godam yang menghantam kepalaku. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” [QS Al Baqarah 153] Penggalan surat yang sudah lama kuhafalkan itu tiba-tiba berkelebat dalam fikiranku. Seolah ada yang menggerakkan, tanpa fikir panjang aku langsung melangkah mengambil air wudhu dan bersimpuh di hadapan-Nya. Seolah tanpa jarak, saat itu aku benar-benar menumpahkan segala curhatku kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Shalat dan berdoa, itu saja yang kuulang-ulang terus. Entahlah, rupanya beberapa dokter iba melihat perbuatanku. Mereka lalu bersedia membantu proses operasi tanpa perlu dibayar. “Alhamdulillah, pertolongan Allah mulai terbuka,” demikian batinku dalam diam. Ibarat pepatah, “Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih.” Saat menghadap direktur rumah sakit, para dokter spesialis itu malah langsung kena semprot oleh sang direktur. “Memangnya ini rumah sakit punya bapak kalian. Semua peralatan dan obat-obat itu harus dibayar? Kalian di sini hanya bekerja menjalankan tugas saja, tidak punya hak untuk membebaskan biaya pasien cecar, “ demikian direktur yang emosi. Aku hanya diam membisu di belakang. Dalam hati, aku kasihan juga melihat para dokter itu. Mereka kena marah hanya karena ingin membantu urusanku saja. Entah mengapa, lagi-lagi aku ingin shalat dan mengadu kepada-Nya lagi. Entah mengapa, tiba-tiba hati ini terasa sejuk dalam lautan doa yang terus kupanjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Akhirnya, tiba-tiba Allah Subhanahu Wata’ala mempertemukanku dengan salah seorang pengurus rumah sakit. Uniknya, orang yang baru kukenal itu kaget dan sontak merangkul badanku dengan akrab. Usut punya usut, ternyata ia membaca nama yang tertera di kartu lembaran identitasku, Nashirul Haq al-Bilawi. Rupanya orang itu mengira diriku berasal dari suatu daerah dan semarga dengannya dari dataran Arab, yaitu Alwi atau Alawi. Entah apa karena saya dianggap garis keturunan Alawi dari Hadramaut. Padahal “Bilawi” itu adalah Bilawa, nama sebuah kampung di pelosok Sulawesi Selatan. Singkat kata, semua biaya operasi ditanggung olehnya. Subhanallah Wallhamdulillah. Qaddarallahu, ternyata kisah ketegangan di Rumah Sakit Madinah itu rupanya belum tuntas. Pasca operasi cesar dilakukan, sontak sesaat rumah sakit itu langsung heboh. Ternyata ada inspeksi mendadak sidak alias razia bagi penduduk kota Madinah yang tak memiliki identitas lengkap. Ya Rabb, sekali lagi aku hanya bisa berharap dan meminta kepada-Mu. Sebab wanita yang baru saja melahirkan anak pertamaku itu tak punya identitas sama sekali, kecuali ia adalah istriku yang sah. Sudah maklum bagi pendatang, pasien gelap atau siapa saja yang ketahuan tak punya identitas terancam dipulangkan dengan paksa. Meski bersama bayi merahnya sekalipun. Subhanallah. Allah Subhanahu Wata’ala tak pernah tidur dan membiarkan hamba-Nya dirundung kesusahan. Allah berkuasa atas segala tipu daya yang ada. Saat petugas pemeriksa itu datang, mereka hanya melewati istriku yang masih terbaring lemah. Rupanya petugas itu mengira diriku adalah seorang Tenaga Kerja Indonesia TKI alias pembantu dan istriku disangkanya seorang majikan orang Arab yang sedang kujaga. Allahu Akbar!*/Roidatun Nahdhah, pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Syariah STIS Hidayatullah Putri. Kisah nyata ini disampaikan oleh Nashirul Haq dalam sebuah kesempatan majelis taklim, di Gunung Tembak, Balikpapan Sebagai anak bungsu dari 4 bersaudara yang kesemuanya perempuan membuat saya dari kecil terbiasa hidup dengan nyaman tanpa harus memikirkan besok makan apa. Apalagi ibu saya adalah seorang pedagang ikan asin yang alhamdulillah setiap hari pasti membawa bahan makanan untuk dimasak, walaupun terkadang penghasilannya sedikit dan tidak ada sayur yang bisa dibeli maka jadilah bahan jualannya yaitu ikan asin yang direlakan untuk menjadi menu pengganjal perut keluarganya hari itu. Namun saya sangat bersyukur karena saya mempunyai orang tua yang selalu mengajarkan saya untuk selalu bersyukur dengan apa yang ada dan apa yang telah didapatkan, dan hal ini pula yang menjadikan saya sampai saat ini tidak terlalu memusingkan hal-hal duniawi yang belum saya miliki sedangkan orang lain sudah miliki. Ketika saya mendampingi suami bertugas di Pulau Belitung, daerah yang belum pernah sekalipun saya kenal, saya berusaha untuk beradaptasi dengan alamnya, lingkungan dan juga masyarakatnya, dan saat itu disana anggotanya pun hanya sedikit karena suamilah mubaligh pertama yang ditugaskan di sana. Dengan pondasi pengalaman yang masih minim apalagi untuk mengatur keuangan yang tidak begitu baik terkadang kesulitan ekonomi pun tidak dapat terhindarkan, dan tak jarang pertengahan bulan uang untuk makan dan keperluan lainnya sudah tidak ada, namun suami selalu menasehati saya bahwa kita harus bersabar karena Allah Maha Kaya dan Allah Maha Penyayang kepada setiap hamba-Nya. Dan memang itu terbukti setiap kami mengalami kesulitan terkadang ada saja pertolongan Allah itu datang dan bisa melalui apa saja. Suatu hari di tahun kedua kami di Belitung, saat itu adalah akhir bulan, dan juga waktu-waktu yang nikmat bagi kami. Karena seperti biasa kalau sudah menjelang akhir bulan pasti merupakan waktu dimana kondisi keuangan sudah sangat menipis dan bagi kami itulah waktu yang nikmat karena walaupun kami dalam keadaan kesususahan namun selalu saja ada pertolongan Allah yang kami rasakan. Jadi kami tidak pernah merasa takut atau risau. Suatu hari saat akhir bulan itu datang dan bertepatan dengan gas untuk saya memasak pun habis, namun uang yang kami miliki tidak cukup untuk membeli gas, karena sat itu di belitung tidak ada gas yang 3 kg yang ada hanya yg ukuran besar dan itupun harganya hampir 150 ribu. Saat itu uang yang ada di dompet suami hanya tersisa 1 lembar uang lima puluh ribuan. Melihat itu suami berinisiatif untuk membuat tungku dengan menyusun beberapa batu dan mencari kayu yang bisa untuk pembakarannya, sedangkan saya mencari apa masih ada yang bisa saya olah untuk makan malam kami saat itu, karena perut sudah mulai berisik minta diisi, karena memang dari pagi hanya diisi air putih saja untuk mengganjal perut. Setelah saya mencari bahan makanan yang tersisa hanyalah sepotong ikan asin yang entah sudah berapa lama ada ditoples penyimpanan dengan kondisi yang sudah lembek ditambah dengan beberapa helai daun singkong hasil memetik di halaman belakang rumah yang beberapa waktu lalu suami tanam. Jadilah malam itu kami santap malam dengan daun singkong rebus dan tumis ikan asin yang sudah dibersihkan dan di suir-suir, tidak menyangkal memang ada rasa sedih di hati ini karena begitu sulitnya hidup ini, namun suami selalu menguatkan dan menasehatkan saya untuk selalu bersabar dan malam itu suami bilang, “Alhamdulillah malam ini kita masih diberikan rezeki insyaAllah besok Allah tambahkan lagi rezeki untuk kita!” Mendengar itu saya hanya mampu tersenyum dan meng-amin-kan dalam hati. Keesokkan paginya kami kedatangan seorang anggota seorang khudam MB yang datang ke rumah dengan membawa satu kantong plastik besar yang berisi berbagai macam bahan makanan dari mulai gula, teh, kopi, minyak, mie instan dan beberapa buah kue kaleng. Saat melihat itu, tak terasa air mata ini mengalir begitu saja, karena Allah wujudkan dengan sangat cepat apa yang diucapkan suami saya tadi malam. Begitu besar kasih sayang Allah kepada kami. Sebagaimana Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an ” sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan kelaparan kekurangan harta jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” Al-Baqarah 155 Jadilah pagi itu kami bisa sarapan dengan kue kaleng yang khuddam itu bawa karena gas untuk memasak belum ada jadi belum bisa mengolah makanan lainnya. Siang itu suami pamit pergi untuk mengunjungi teman untuk bertabligh, dan sore harinya ia pulang dengan membawa tabung gas yang diikatkan di motor, saya melihat itu dengan heran dan bertanya-tanya dari mana uang untuk membeli gasnya. Dan suami cerita bahwa ia iseng-iseng pergi ke atm untuk mengecek saldo atmnya barangkali masih ada sisa yang bisa di ambil, dan ternyata saldo atm nya bertambah beberapa ratus ribu rupiah yang entah itu datang dari mana, karena suami pun heran namun dengan mengucap syukur alhamdulillah ia ambil uang itu dan dibelikan tabung gas untuk memasak di rumah. Sampai saat inipun kami tidak tahu uang itu datang dari mana. Mungkin inilah juga bentuk pertolongan dan kasih sayang Allah untuk kami. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an, “Hanya kepada-Mu Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.” Al-Fatihah 5. Setiap langkah kami dan setiap kemudahan dan kesulitan yang kami rasakan kami yakin bahwa Allah Ta’ala akan selalu bersama kami dan akan selalu melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kami dan hamba-hamba Nya yang selalu berdoa dan memohon kepada-Nya. . . . Penulis Mega Maharani Tasar Editor Muhammad Nurdin Hits 934 Mega Maharani Continue Reading Home Tausyiah Rabu, 07 Juni 2023 - 2247 WIBloading... ilustrasi Nabi Nuh dan kaumnya yang beriman ketika diselamatkan Allah dari bencana banjir dahsyat. Foto/Islamparipurna A A A Ustaz Mukhlis Mukti Al-MughniDai Lulusan Al-Azhar Mesir, Yayasan Pustaka AfafAyat ini menjelaskan sunatullah yang berlaku pada umat-umat terdahulu. Allah mengutus para Rasul-Nya dengan bukti nyata dan diperkuat dengan Rasul-rasul itu ditentang, didustakan dan dimusuhi kaumnya sehingga merasakan tekanan yang amat berat, timbullah perasaan seakan-akan mereka berputus asa karena tidak ada harapan lagi kaumnya akan beriman dan kemenangan yang ditunggu-tunggu belum juga datang, maka pada saat itulah pertolongan Allah firman-Nya dalam lanjutan tadabur Surat Yusuf حَتّٰٓى اِذَا اسْتَيْـَٔسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوْا جَاۤءَهُمْ نَصْرُنَاۙ فَنُجِّيَ مَنْ نَّشَاۤءُ ۗوَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَArtinya "Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi tentang keimanan kaumnya dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa." QS Yusuf Ayat 110Pesan dan Hikmah1. Bahayanya jika seorang Nabi/Rasul sudah memasrahkan usaha dakwahnya yang didustakan umatnya, yang berarti akan mengundang siksa atau azab Perlunya kesiapan iman dan mental dalam berdakwah, karena dakwah tidak selalu disambut namun terkadang disambit, didustakan, ditolak hingga diintimidasi dan Adanya penyelamatan dan pertolongan Allah kepada umat yang Pelaku dosa tidak akan bisa lari apalagi mencegah siksa dan azab Allah.bersambung Baca Juga rhs tafsir surat yusuf pertolongan allah ujian orang beriman kisah nabi dan rasul ustaz muchlis almughni Artikel Terkini More 4 menit yang lalu 20 menit yang lalu 52 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu

kisah nyata pertolongan allah